Minggu, 08 Mei 2011

PSIKOTERAPI DALAM INSTRUMEN PSIKOLOGI

Psikoterapi mempunyai pengertian terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mental dan emosi, yang dilakukan dengan instrumen psikologi. Tentu saja terapi yang diberikan mempunyai banyak variasi, dengan menginduk kepada teori psikologi tertentu. Ambil contoh untuk psikoterapi analitis, sejenis terapi yang diberikan yang merujuk kepada teori psikoanalisa. Dalam pandangan psikoanalisa, gangguan kepribadian atau mental terjadi karena setiap orang memiliki semacam mekanisme pertahanan diri. Salah satu mekanisme tersebut ialah represi, yakni membawa ke pikiran bawah sadar (unconsciousness) berbagai pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dan traumatis. Inilah yang menyebabkan gangguan kepribadian. Seorang ahli psikoterapi, jika merujuk teori ini, akan berusaha mengangkat kembali ke alam sadar, trauma dan pengalaman yang direpresi ke bawah sadar. Terapi seperti ini dinamakan asosiasi bebas. Si pasien di buat relaks, terkadang dihipnotis, dan dibiarkan bicara segala hal yang ada di pikirannya. Dari ucapan-ucapannya tersebut, seorang terapis akan menentukan motif-motif bawah sadarnya
A. Psikoterapis behavioral
Sedangkan psikoterapis behavioral, di mana gangguan mental disebabkan kegagalan dalam merespon stimulus dari lingkungan sekitarnya. Terapi yang diberikan adalah dengan memberikan pengondisian ulang respon-respon pasien terhadap suatu stimulus, agar menjadi lebih efektif dan rasional. Ini dilakukan dengan memberikan penghargaan atas suatu respon tertentu, dan memberikan hukuman atas respon lainnya, sehingga si pasien diarahkan pada kondisi respon yang tepat
B. Psikoterapi dari aliran humanistik
Terapi yang lebih positif, yang berorientasi kepada klien (pasien) diberikan oleh psikoterapi dari aliran humanistik. Seorang terapis adalah orang yang membantu pasien agar lebih mengenali, memahami dan mengerti keadaannya sendiri. Klien dibiarkan mencari dan menggali problemnya, sedangkan fungsi seorang terapis hanya berupaya menciptakan suasana yang mendukung pasien dalam menjalankan penggalian masalahnya sendiri. Selain itu, ada juga psikoterapi gestalt, psikoterapi grup, psikoterapi realitas dll, yang dikembangkan para psikolog belakangan.
C. Psikoterapi  Transpersonal
Tentu saja pertanyaannya kemudian, psikoterapi apa yang disodorkan oleh para tokoh psikologi transpersonal dalam menerapi para pasien gangguan psikis. Landasan psikoterapi transpersonal adalah bagaimana memandang klien sebagai mahluk yang mempunyai potensi kesadaran spiritual, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan semesta. Dalam tataran praktisnya, proses gangguan mental, lebih diakibatkan faktor internal dalam dirinya yang tidak bisa menempatkan diri dalam bagian keseluruhan tersebut. Dalam beberapa metode, jenis terapi yang diberikan ada beberapa kesamaan dengan psikoterapi humanistik.
Konsep bahwa manusia menerapkan bagian yang tak terpisahkan dari semesta secara keselutuhan, sangat kuat dalam pandangan mistik Timur. Dalam agama hindu, kita mengenal konsep Hiranyagarbha, sebagai pikiran universal yang menjadi basis penciptaan dunia. Sehingga dengan mencoba
menghubungkan dan menjernihkan pikiran kita dalam pikiran Brahman, dengan sendirinya potensi spiritual kita akan tergali.
MENGEMBANGKAN MODEL PSIKOTERAPI TRANSPERSONAL
Menurut Davis (2005) psikoterapi transpersonal adalah betul-betul eklektik, penggambaran dari teknik-teknik dan pemahaman dari variasi psikologi yang luas dan sumber-sumber spiritual. Psikoterapi transpersonal berhadapan dengan permasalahan psikologis dengan cakupan yang luas dan penggunaan teknik-teknik yang luas pula, di antaranya adalah modifikasi perilaku, restrukturisasi kognitif, praktek Gestalt, psikodinamika, dream-work, terapi musik dan seni, serta meditasi. Dengan berbagai kombinasi teknik-teknik kesadaran, maka sangat berpeluang untuk dibangunnya hal-hal baru. Beberapa terapis transpersonal berikut membuktikan anggapan ini. Segall (2005) mengeksplorasi konsep dan teknik mindfulness (meditasi dari Budhisme) bagi pengembangan diri dalam psikoterapi pada konteks psikologi klinis Barat. Judith Blackstone (2006) mengembangkan teknik intersubjektif dan nondualitas (nonduality) dalam hubungan psikoterapeutik. Blackstone mengembangkan metode Proses Realisasi (Realization Process) untuk membantu klien dalam mengalami kesadaran nondual dalam seting klinis. Asha Clinton (2006) memperkenalkan metode Seemorg Matrix Work sebagai psikoterapi transpersonal energi baru. Baik secara teoritis maupun metodologis, dasar dari Seemorg adalah sintesa dari pendekatan spiritualitas Timur, psikologi Barat, dan psikoneuroimunologi. Rowan (1998, 2000) mengembangkan linking dan menggunakan meditasi, spiritual bibliotherapy, serta latihan kesadaran lainnya seperti holotropic breathwork, LSD, hipnosis, yoga, visualisasi, dan psikodrama. Berdasarkan pengalaman Penulis dalam mempraktekkan psikoterapi transpersonal, teknik-teknik kesadaran yang digunakan adalah terapi meditasi, terapi musik, visualisasi, letting go, dan spiritual bibliothetapy. Dengan menangani beragam kasus seperti diabetes melitus, obesitas, korban KDRT, psikosomatis, korban poligami, dan korban perselingkuhan; dapat dikembangkan model psikoterapi transpersonal.


TERAPI TRANSPERSONAL TEKANAN KECEMASAN PENDERITA HIV AIDS

Kasus kematian akibat AIDS masih tetap tinggi. Penggunaan terapi HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy) dalam kenyataannya belum mampu menurunkan angka kesakitan karena HIV dan kematian akibat AIDS.
Penderita HIV dan AIDS sesungguhnya menghadapi situasi yang kompleks. Selain menghadapi penyakitnya sendiri, ia juga harus menghadapi diskriminasi dan stigma dari keluarga dan masyarakat.
“Situasi kompleks ini berdampak pada kondisi sakitnya. Terapi antiretroviral saja nampaknya belum cukup, sehingga diperlukan terapi komprehensif untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Terapi komprehesif dipilih, karena dari segi medikamentosa, nutrisi, dukungan sosial dan psikoterapi dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien HIV & AIDS,” ujar Nurlaila Effendy, S.Psi, M.Si, Jum'at (25/4) di Fakultas Psikologi UGM.
Direktur IMOGENA operasional Surabaya & Bali, menyampaikan hal itu, saat melaksanakan ujian terbuka program doktor Bidang Ilmu Psikologi. Promovenda mempertahankan desertasi “Pengaruh Psikoterapi Transpersonal Terhadap Kualitas Hidup Pasien HIV & AIDS” dengan promotor Prof. Johana E. Prawitasari, Ph.D dan ko-promotor Prof. Th. Dicky Hastjarjo, Ph.D.
Psikoterapi yang dipergunakan adalah psikoterapi Transpersonal dengan kombinasi visualisasi, meditasi dan pujian sesuai latar belakang kondisi pasien HIV & AIDS. Menurut Nurlaila, psikoterapi transpersonal melakukan integrasi raga (fisik & biologi), mental, jiwa, dan spirit melalui transformasi kesadaran, sehingga terjadi keharmonisan atau keselarasan.
“Daya tahan tubuh penderita HIV dan AIDS sangat rentan jika mengalami gangguan psikis atau mentalnya, sehingga perlu meningkatkan kualitas hidupnya. Kondisi ini sangat diperlukan terutama pasien HIV untuk mencegah progresivitas HIV ke AIDS maupun meningkatkan kualitas hidupnya sehingga dapat produktif dan berperan seperti layaknya orang sehat,” jelas perempuan kelahiran Semarang, 2 Februari 1966 ini.
Kata Nurlaila, sumbangan terbesar penggunaan psikoterapi transpersonal adalah terhadap kenaikan aktivitas fisik pada subjek stadium II & III. Bahwa secara medis terjadi perubahan perawatan, dan menjadikan mereka mandiri dalam melakukan aktivitas.
Perbaikan aktivitas fisik ini berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Mereka mampu melakukan aktivitas, dan secara finansial tidak bergantung kepada orang lain.
Secara efektif, psikoterapi transpersonal berhasil menurunkan kecemasan pada seluruh subjek penelitian. Bahwa mereka fokus pada keadaan sekarang dengan melakukan aktivitas produktif, dan tidak fokus lagi pada kematian akibat progresivitas penyakit maupun kekhawatiran masa depannya.
“Psikoterapi transpersonal efektif menurunkan stres seluruh subjek penelitian. Mereka dapat lebih baik menghadapi penyakitnya, diskriminasi maupun stigma dari keluarga dan masyarakat,” terangnya.
Terapi Transpersonal bermanfaat dilakukan diawal diagnosis HIV, setelah pasca konseling VCT. Untuk itu, katanya, berbagai materi transpersonal harus dikuasai, baik secara teoritis maupu praktis.
Bagi terapis yang berminat dapat mempelajari modul psikoterapi transpersonal, sehingga dapat membantu pasien HIV dan AIDS lebih banyak lagi,” tukas Nurlaila yang pernah mengajar di beberapa Perguruan Tinggi Swasta di jakarta dan Surabaya ini. (Humas UGM)
PERBEDAAN PSIKOTERAPI DALAM PSIKOLOGI MODEREN  DAN PSIKOTERAPI PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
Dengan kata lain, jika dalam psikologi modern, terapi yang diberikan akan bersinggungan dengan biomedis, dalam psikologi transpersonal, terapi yang dikembangkan akan berhubungan dengan ritual-ritual yang dijalankan dalam tradisi-tradisi keagamaan. Cara pandang yang holistik, terutama dari mistik Timur, pada akhirnya membawa siginifikansi akan adanya pengaruh yang sangat kuat antara tubuh, pikiran dan jiwa. Apa yang memanifetasi dalam tubuh fisik, sebenarnya gambaran keadaan tubuh mentalnya. Demikian juga sebaliknya, gangguan fisik yang terjadi seringkali memengaruhi kondisi mental seseorang.
Dari sini kemudian penurunan lebih lanjut dari terapi dalam psikologi transpersonal adalah bagaimana agar si pasien bisa menyadari kondisi dirinya sendiri, kondisi pikiran dan tubuhnya. Langkah penyadaran diri ini ditempuh dengan pertama kali seorang klien mengidentifikasi proses dan mekanisme di dalam tubunya secara sadar. Terapi seperti ini dinamakan biofeedback. Pada daerah-daerah tertentu dipasang sensor elektronik, misalnya pada otot-otot tubuh. Sinyal elektronik ini diamplikasi menjadi bunyi atau nyala lampu, sehingga klien bisa melihat dan mendengar perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam kondisi normal ataupun abnormal, manakala ia memberikan semacam perubahan dalam proses fisiologi internal dirinya. Dalam beberapa penelitian, terbukti biofeedback sangat efektif untuk tujuan relaksasi tubuh. Menurunkan tingkat stress, dan gangguan-ganguan psikosomatis. Jantung berdebar, napas tidak teratur, tekanan darah tinggi adalah jenis-jensi penyakit psikosomatis yang berhasil disembuhkan dengan terapi ini. Jenis terapi lainnya dengan tujuan yang sama, untuk relaksasi, ialah meditasi. Tentunya ada beberapa tingkatan meditasi, mulai dari hanya mengatur irama napas, sampai kepada meditasi tingkat tinggi yang membuka kesadaran-kesadaran di luar kondisi normal (altered states of consciousness).
Ada juga terapi medan energi, seperti chikung, chkara, aura, yang merupakan badan energi atau benda mental yang juga sekaligus menggambarkan kondisi kesehatan mental seseorang. Biofeedback dan meditasi adalah jenis-jenis psikoterapi yang sangat umum dipakai oleh para ahli psikologi transpersonal. Tapi ada kecenderungan belakangan ini, terapi yang dipakai sudah agak meluas. Misalnya di Anand Ashram, selain meditasi dan yoga, juga dibarengi dengan terapi menggunakan musik, terutama musik-musik religius, wangi-wangian (aromaterapi) dan visualisasi. Bahkan lebih jauh lagi, teknik-tenik yang biasa digunakan oleh para mistikus dari agama-agama lainnya, juga digunakan untuk terapi mental, seperti zikir, bacaan Kitab Suci, mantra, doa dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar